Mengenal Lebih Dekat Batik Batang

Admin | Rabu, 06 Juni 2018 09:42

Sleman, JOGJA TV| Sentra batik tidak hanya terdapat di Yogyakarta dan Surakarta saja. Di daerah lain pun juga banyak ditemukan sentra batik meski tidak setenar batik Jogja dan Surakarta. Daerah Batang, Jawa Tengah salah satunya. Di Kabupaten Batang khususnya di Desa Kalipucang kulon, Kecamatan Batang terdapat sentra batik yang sudah ada sejak jaman perjuangan kemerdekaan. Batik Batang terkenal dengan motif Rifaiyah. Batik ini diciptakan oleh pahlawan nasional KH. Ahmad Rifai pada saat menyiarkan ajaran Islam di Batang waku itu. Untuk mengenalkan batik Batang kepada masyarakat umum, Paguyuban Pecinta Batik Indonesia-PPBI Sekar Jagad menggelar pameran, talkshow dan fashion show bertema “Mengenal Lebih Dekat Batik Batang”, bertempat di Joglo Sekar Jagad Yogyakarta.

Batik Batang Rifaiyah mendapat pengaruh dari ajaran agama Isam karena memang batik ini diciptakan pada saat dakwah agama Islam di Batang. Nama Rifaiyah diambil dari nama organisasi kemasyarakatan Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Rifai. Beliau terkenal sebagai seorang kyai yang anti penjajahan. Prinsip anti penjajahan ini diwujudkan dalam bentuk kemandirian bangsa. salah satunya melalui penciptaan batik rifaiyah. “Jadi batik rifaiyah ini memiliki sejarah yang luar biasa,” kata Sekda Kabupaten Batang, Drs. Naskhin, MH.

Masyarakat Islam Rifaiyah di Batang melakukan kegiatan membatik secara turun temurun. Pengaruh ajaran Islam pada motif batik rifaiyah diterjemahkan dalam bentuk ragam hias. Motif-motif yang digunakan dalam batik rifaiyah tidak boleh menimbulkan syirik bagi pembuat maupun pemakainya. Motif batik rifaiyah tidak ada yang menggunakan gambar makhluk hidup seperti manusia dan binatang. Kalaupun ada motif bergambar binatang biasanya bentuknya tidak sempurna atau hanya menyerupai saja. Penggambaran bentuk binatang maupun manusia dalam batik Rifaiyah selalu disamarkan.

Sentra batik Rifaiyah dapat dijumpai di Desa Kalipucang kulon Kecamatan Batang. Di daerah itu terdapat 120 perajin batik Rifaiyah dengan usia di atas 30 tahun. Batik rifaiyah dibuat untuk menjaga warisan leluhur. Dalam proses pengerjaan batik para pembatik melakukannya sambil melantukan syair-syair Syekh Ahmad Rifai. Harapannya batik yang dihasilkan akan menjadi bagian dari hidup manusia dan bagi orang yang memakai batik tersebut akan hidup mulia.

Motif-motif yang ada pada batik Rifaiyah merupakan manifestasi dari ajaran Syekh Ahmad Rifai. Kentalnya pengaruh Islam pada batik Rifaiyah menunjukkan bahwa batik tersebut tidak hanya memiliki nilai budaya tetapi lebih dari itu batik Rifaiyah juga memiliki nilai dakwah.

Batik Batang Rifaiyahan memiliki berbagai motif khas diantaranya Lancur, Banji, Ila ili, peloati romo gendong, gemblong sairis, dan pagi sore. Selain itu, pengaruh budaya Cina dan Belanda juga masuk pada batik Batang. Aneka ragam hias batik Batang ditampilkan dalam bentuk fashion show yang digelar di Joglo Sekar Jagad Yogyakarta. Para model tampak anggun mengenakan balutan busana batik Rifaiyah.

Batik Rifaiyah tidak hanya memiliki nilai ekonomi namun juga memiliki nilai budaya yang sangat penting untuk dilestarikan kepada generasi penerus. Mengingat nilai historis yang dimiliki batik Rifaiyah maka Bupati Batang, H. Wihaji, S.Ag berkomitmen untuk tetap mendukung keberadaan batik Rifaiyah agar tetap lestari sampai kapan pun. Bentuk pelestarian itu salah satunya dilakukan dengan cara memasukkan batik Rifaiyah ke dalam muatan lokal di sekolah-sekolah. (Rum) Sumber: Amazing Batik, kamis 31/05/2018).

Artikel Terkait